Beranda | Artikel
Kisah Pengingkaran Terhadap Bidah dan Bahayanya Perbuatan Bidah
Rabu, 27 Maret 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi

Kisah Pengingkaran Terhadap Bid’ah dan Bahayanya Perbuatan Bid’ah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. dalam pembahasan Kitab Ahsanul Bayan min Mawaqifi Ahlil Iman karya Syaikh Abu Islam Shalih bin Thaha Abdul Wahid rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 12 Jumadal Awwal 1440 H / 29 Januari 2019 M.

Download juga kajian sebelumnya: Dalil-Dalil Peringatan Untuk Berhati-Hati dari Bid’ah

Download kitab أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” versi PDF di sini

Kajian Tentang Kisah Pengingkaran Terhadap Bid’ah dan Bahayanya Perbuatan Bid’ah – Kitab Ahsanul Bayan

Marilah kita pelajari tentang kebenaran dan kejujuran dalam pengingkaran terhadap bid’ah-bid’ah dari seorang Sahabat yang mulia yang bernama Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu.

Beliau telah memberikan kepada kita contoh yang paling tinggi dalam hal tersebut.  Bagaimana tidak? Abdullah bin Mas’ud adalah orang yang berkata:

اتبعواولاتبتدعوافقد كُفيتم

“Berittiba’lah, jangan berbuat bid’ah, dan itu cukup bagi kalian”

Dan dia juga yang berkata:

ِالاقتصا دُ في السن ِة أحس نُ من الاجتها دِ في البدع ة

“Sedikit tetapi dalam sunnah lebih baik dari pada bersungguh-sungguh dalam bid’ah”

Kita lihat kisah pengingkaran beliau dari bid’ah.

Pada suatu hari datanglah Abu Musa Al-Asy’ari menemui Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhuma dan berkata, “Wahai Abu Abdurrahman, tadi aku melihat sebuah perkara di dalam masjid yang aku ingkari. Tetapi Alhamdulillah aku tidak melihatnya melainkan sebuah kebaikan.”

Kemudian Abdullah bin Mas’ud bertanya, “Apa yang kau lihat?”

Abu Musa Al-Asy’ari menjawab, “Kalau kau masih hidup, kau akan lihat. Aku melihat di masjid, suatu kaum yang duduk berhalaqoh-halaqoh dipimpin oleh satu orang dalam rangka menunggu shalat subuh. Pada setiap halaqoh ada seseorang pemandunya dan di tangan-tangan mereka ada kerikil-kerikil untuk menghitung jumlah dzikir. Lalu pemandunya berkata kepada mereka, “Ayo bertakbir 100 kali”, maka merekapun bertakbir 100 kali. Setelah selesai, pemandunya berkata, “Bertahlilah 100 kali”, mereka mengucapkan tahlil 100 kali. Setelah selesai tahlilan, pemandunya dari setiap halaqoh berkata lagi, “Bertasbihlah 100 kali”, maka merekapun bertasbih 100 kali.”

Abdullah bin Mas’ud bertanya, “Apa yang kau katakan kepada mereka?”

Abu Musa Al-Asy’ari menjawab, “Aku tidak berkata kepada mereka sesuatu apapun sama sekali aku menunggu pendapatmu.” Subhanallah, beliau berhati-hati sekaligus menghormati Abdullah bin Mas’ud sebagai seorang yang paling alim dikalangan para Sahabat Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Abdullah bin Mas’ud berkata, “Kenapa tidak kau perintahkan agar mereka menghitung jumlah kesalahan mereka dan kau jamin bagi mereka tidak ada satupun dari kebaikan mereka yang hilang.” Setelah bicara demikian, Abdullah bin Mas’ud berlalu menuju ke masjid sehingga Abdullah bin Mas’ud mendatangi salah satu halaqoh dari halaqoh-halaqoh di masjid tersebut dan Abdullah bin Mas’ud berdiri di hadapan mereka. Kemudian beliau berkata:

ما هذا الذي أراكم تص َنعون؟

“Perbuatan apa yang kalian lakukan ini?”

Mereka menjawab, “Wahai Abu Abdurrahman ini adalah kerikil-kerikil yang dengannya kami hitung jumlah takbir, jumlah tahlil dan tasbih.”

Kemudian Abdullah bin Mas’ud berkata:

فع دوا سيئاتكم، فأنا ضام ن أن لا يضي ع من حسناتكم شيء. و يحكمياأمةمحمد!ماأ سرع هلكتكم!.

“Hendaknya kalian menghitung dosa-dosa kalian saja, saya jamin tidak ada kebaikan satupun yang akan gugur dari kalian yang sia-sia dari kalian. Alangkah cepatnya kebinasaan kalian ini.”

Beginilah bid’ah, Sahabat sekaliber Abu Musa Al-Asy’ari melihat bid’ah beliau katakan bahwa, “perkara ini aku ingkari, tapi perkara ini baik.” Ada kesamaran dalam bid’ah. Dia mengingkari karena tidak ada contoh contoh dari Rasul kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tapi perkara ini kelihatannya baik. Inilah bid’ah. Sehingga banyak orang mengatakan, “Ini kan baik, apa salahnya? Kenapa kau cegah?”

Abdullah bin Mas’ud mengatakan bahwa takbir, tasbih, tahlil yang dilakukan oleh mereka dengan menghitung dengan jumlah kerikil yang mereka anggap baik ini merupakan amalan yang bisa menghancurkan kalian kata Abdullah bin Mas’ud.

Bagaimana perkataan Abdullah bin Mas’ud selanjutnya? Simak pada menit ke – 16:13

Download Kajian Tentang Kisah Pengingkaran Terhadap Bid’ah dan Bahayanya Perbuatan Bid’ah – Kitab Ahsanul Bayan


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/46910-kisah-pengingkaran-terhadap-bidah-dan-bahayanya-perbuatan-bidah/